Menjadi SmartPHONE

sumber gambar: www.pexel.com

Mengambil sikap membatasi diri untuk menjauh dengan teknologi sudah bukan menjadi pembahasan yang menarik. Internet misalnya, tumbuh pesatnya pengguna internet akan berbanding lurus dengan pengadaan  tower jaringan di setiap sudut tempat. Dalam tulisan saya sebelumnya, sudah membahas bagaimana pertumbuhan pengguna internet di berbagai negara berdasarkan populasi. Dan hasilnya luar biasa.
Adalah smartphone berbasis android atau IOS yang mengubah cara beraktivitas menggunakan jaringan internet terasa mudah. Dimanapun anda, serta apapun yang anda lakukan smartphone merupakan alternative anda dalam berkisah. Ia sanggup menampung apapun keluh kesah, berbagai rupa bahagia, juga tak jarang ikhlas kala dibagi masalah.
Apapun argumennya, kehebatan smartphone ini tidak mudah begitu saja diruntuhkan. Meskipun selalu ada dua sisi ini yang menjadi pertimbangan. Dalam bukunya The Shallow karya Niccolas Carr, dalam bab pertama ia memberi judul “Penjaga dan Pencuri”. Dua kata ini bisa saja serta merta mewakili apa yang dilakukan internet terhadap kita.
Satu sisi, ia adalah penjaga agar kita selalu up to date terhadap informasi yang sedang terjadi dan juga tetap terhubung dengan orang-orang yang berada di luar sana. Sisi lain, Mencuri watak in-­command kita. Kita tidak berdaya memegang nilai independen pada diri. Bagaimana bersikap? Bayangkan saja, McLuhan mengungkapkan, “internet mengubah pola persepsi secara terus menerus dan tanpa ada perlawanan”.
Berbagai informasi selalu tersaji dalam layar genggaman, swap dengan satu tarikan jari, bisa mengantarkan penggunanya ke berbagai destinasi tergantung hal menarik yang diminati. Mungkin itu salah satu yang menyebabkan internet sulit untuk ditinggalkan.
Meskipun sajian informasinya sering ditemukan bias keabsahannya. Isu tentang hoax tidak serta merta digubris para user untuk meninggalkan kejahatan internet di smartphone. Beberapa orang ada yang mengingatkan, sebagian lagi sibuk menggunakan. Sehingga kebencian bukan lagi soal.
Tersebarnya konten di internet yang bersifat hoax (bohong) tidak bisa di identifikasi secara langsung. Pengunggah akan menikmati hasil postingannya sampai terbaca oleh jutaan oarang di dunia maya. Jika webnya terpasang iklan, ia akan menikmati pundi uang yang tersimpan dalam rekening miliknya. Hal  ini yang menjadikan hoax bertahan. Penggemarnya banyak.
Namun hanya ada satu hal yang mengetahui tentang status sebuah informasi itu bohong atau benar. Ia adalah smartPHONE.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon