Tampilkan postingan dengan label Jurnalistik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jurnalistik. Tampilkan semua postingan

10 Mantra Penyajian Berita yang Harus di Perhatikan Wartawan

sumber gambar: pexels
“Beda orang, beda gaya. Beda gaya, beda karakter, beda karakter, beda seragam”. Seperti halnya menulis. Apalagi menulis sebuah berita yang pada dasarnya merupakan naskah yang akan dipublikasikan menjadi konsumsi masyarakat banyak. Lain wartawan lain pula karakter tulisannya, padahal mereka memegang 10 prinsip penyajian berita yang sama. Apa saja ? Perhatikan satu persatu.
1 5W+1H
Merupakan teori klasik  tapi paling wajib dalam sebuah penyajian sebuah berita. Berisi what apa, who siapa, why mengapa, where dimana, when kapan How bagaimana. Teori ini seakan menjadi ruh dalam sebuah naskah berita. Jika sebuah berita tidak mengandung keenam unsur ini, anda dapat pastikan bahwa naskah tersebut bukan berita.
Contoh sebuah berita yang mengandung unsur 5W+1H. Buka link berikut: DuaGanda Indonesia Tumbang di Babak Pertama.
2. Piramida Terbalik
Merupakan persyaratan dasar dalam struktur penulisan berita oleh seorang wartawan. Penggunaannya menitikberatkan pada penulisan khususnya straight news, bukan feature. Jika digambarkan seperti ini;
      
3. Angle (Sudut Pandang)
Berbeda dengan mantra sebelumnya, ini adalah hal yang membuat seorang wartawan bisa dikenal. Bayangkan saja, tempat liputan sama, sumber berita sama, begitupun materi berita. Semua sama namun hasil yang diterima redaktur dari sejumlah wartawan berbeda. Ini musabab dari angle yang di ambil oleh wartawan tak seragam. Ilustrasi sederhananya, Jika wartawan A meliput peristiwa kebakaran dengan angle “kebakaran pasar Caringin merugikan sekitar 759 Jt”, beda dengan wartawan B yang meliput angle “kebakaran pasar Caringin menewaskan 45 orang karyawan yang sedang menjaga kios ”. Detail informasi tersebut hanya bisa terkuak melalui pengembangan dari teori 5W+1H.

4. Lead atau akronim dari teras berita
Merupakan unsur kedua setelah penamaan judul agar pembaca merasa penasaran dan menemukan informasi yang selama ini dicari. Seperti halnya orang ketika mendengarkan sebuah musik, orang sering tergoda tatkala mendengarkan intronya yang enak. Begitupun membaca, orang akan merasa interested banget ketika kita menyuguhkan kalimat yang dibalut bersama diksi yang pas.


5. Akurat/Akurasi
Nah ini termasuk penting juga. Wartawan profesional harus senantiasa menyuguhkan atau menyiarkan atau menayangkan berita yang akurat. Artinya tidak ada kesalahan dalam penulisan ejaan diri, tempat, istilah, jumlah apalagi keliru kala mempublikasikan data. Karena apa? Pasalnya ketika sebuah lembaga pers bertindak konyol (tidak akurat), mereka akan kehilangan kepercayaan, kredebilitas mereka sebagai lembaga pers dipertanyakan. Lebih parah lagi kehilangan reputasi dari pembaca / audiensnya. Makannya untuk mengantisipasi hal ini, ada beberapa langkah; Cek dan recek; Konfirmasi; Memelintir Berita.


6. Mengkloning berita
Perbuatan seperti ini tidak melanggar kode etik jurnalistik. Artinya pembuatan berita berdasarkan pada berita-berita yang sudah ada. Wartawan terkait tidak melakukan liputan langsung, hanya mengutak-atik atau memoles berita yg sudah ada. Tapi menurut penulis penyajian berita seperti ini tidak untuk direkomendasikan. Hanya untuk bahan informasi saja.

7. Bahasa Jurnalisik
Ini menjadi mantra selanjutnya, adalah bahasa. Wartawan adalah orang yang menceritakan kembali tentang suatu peristiwa. Jika wartawan yang berprofesi di media cetak, maka ia akan bercerita dengan bahasa tulisannya. Oleh sebab itulah, bahasa wartawan harus senantiasa singkat, padat, jelas, sederhana, lugas dan yang terpenting adalah selalu menarik.

8. Kode Wartawan
Dalam sebuah tradisi jurnalistik, setiap berita yang ditulis pasti menggunakan kode nama siapa penulis tulisan pembuatnya. Ini sebagai bentuk tanggung jawab jika nantinya ditemukan kesalahan dalam pembuatan laporan atau sebuah tanda jika wartawan tersebut bekerja dengan baik. Contoh sederhana Goenawan Muhammad (GM) atau Dahlan Iskan (DIS) begitu pula dengan Najwa Shihab (NSB).

9. BY Line
Ini kebalikan dari sistem kode wartawan. Istilah by line merupakan sebuah rujukan yang menyebutkan penulisnya tanpa alias / anonim. Pers di Indonesia mungkin bisa dikatakan nyaris tidak ada media yang menggunakan nama penulisnya. Mungkin baru The Jakarta Post yang menggunakan. Biasanya nama penulis ditulis tepat dibawah judul dan sebelum kata pembuka untuk lead di tulis.

10.  Deadline
Ini seolah menjadi jam pasir bagi seorang wartawan. Deadline atau batas waktu (tenggat waktu) adalah batas terakhir yang ditentukan oleh lembaga pers terhadap wartawannya untuk mengumpulkan laporan agar segera terbit. Untuk ukuran media cetak yang terbit skalanya tiap hari, deadline biasanya pukul 22.00 atau 24.00. Deadline menjadi vital dalam manajemen redaksi media massa. Karena mempertimbangkan aktualitas dari berita. Apalagi straight news.

Dan itulah kesepuluh mantra penyajian berita yang bisa anda pelajari sebagai langkah awal menjadi seorang jurnalis profesional. Selamat menjadi jurnalis.

Selain Jenjang karier, Nieman harus menjadi prioritas bagi Wartawan

sumber gambar: pexels.com
Sebagai pekerja profesional, wartawan juga mempunyai jenjang karier. Cepat-lambat dan sukses atau tidaknya karier seorang wartawan sangat bergantung pada kemampuan wartawan bersangkutan. Setiap dari jenjang karier ini mempunyai tahapan tersendri untuk mencapai puncak kariernya.

Biasanya, diawali dengan sebagai reporter yang bertugas mencari atau meliput berita di lapangan. Kemudian meningkat menjadi redaktur yang bertugas menangani halaman. Satu tingkat jabatan dengan ini, seorang wartawan biasanya diangkat menjadi koordinator liputan atau koordinator reportase. Selanjutnya melenggang menjadi pemimpin redaksi atau dalam dunia tv setara dengan jabatan seorang produser.

Hanya saja jenjang karier bagi seorang wartawan bukan terletak pada jabatan yang sedang dipegangnya. Karena karier seorang wartawan dikatakan cemerlang, mempunyai prestasi bagus adalah karena sebuah karya jurnalistiknya. Eksistensinya melejit di masyarakat luas bukan karena ia seorang redaktur pelaksana melainkan reporter biasa yang meliput peristiwa yang berkualitas.

Namun, ada hal yang lebih bergengsi dari pada sekedar mengejar eksistensi atau mengejar tampuk kepemimpinan dalam sebuah media pers. Adalah Nieman Fellowship, beasiswa dari Harvard University. Apakah Nieman Fellowship? Dikutip dari laman Nieman Fellowship,

“Nieman began as a fellowship for select journalists to spend an academic year at Harvard in pursuit of individual study plans to strengthen their knowledge and leadership skills. That program recently celebrated its 75th anniversary; more than 1,400 journalists from nearly 100 countries have been awarded Nieman fellowships since 1938. Recently we added a short-term visiting fellowship for individuals with a specific project to enhance journalism who would like to spend up to 12 weeks at Harvard advancing their idea. Visiting fellows have included digital innovators, technologists, academics, and journalists from the U.S. and abroad.

Dan sebagai pertanyaan lanjutan dari judul artikel ini, mengapa Nieman harus menjadi prioritas?

Karena indonesia butuh lebih banyak wartawan berkualitas. Memang banyak penerbitan baru atau pun pendirian radio-radio di Indoensia, hanya saja persoalan sumber daya manusia masih saja menjadi permasalahan yang tak kunjung usai. Dan di indonesia hanya ada beberapa Perguruan tinggi yang punya jurusan jurnalisme, sebut saja Unpad Bandung, IISIP Jakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Massa Surabaya (Hasono; 21).

Dan Alternatif untuk memecahkan masalah ini adalah dengan dengan berburu beasiswa, ambil contoh Nieman Foundation di Harvard. Indonesia sejak Program ini berdiri 1938 hanya memiliki tiga alumni; Saban Siagaan (The Jakarta Post), Goenawan Muhammad (Tempo) , Ratih Hardjono (Kompas) dan Andreas Harsono (The Bangkok Post).

Bagaimana Untuk mendapatkannya ?

Mengutip Naskah Andreas dalam buku “Agama saya Jurnalisme” pendekatan mendapatkan beasiswa yang baik sama dengan cara kita mendekati suatu berita. Menggunakan teori klasik 5W+1H. Lebih banyak detail yang kita dapatkan lebih baik. Selain itu, kita juga sebisa mungkin harus mendapatkan rekomendasi​ dari instansi  terkait yang mempunyai hubungan baik dengan kurator Nieman Foundation.

Selain itu, anda jangan terlalu berambisi untuk  mendapatkan beasiswa Nieman, pasalnya hal yang harus menjadi fokus utama adalah bagaimana cara anda melakukan persiapan dan riset. Karena hal ini yang bisa membantu anda mematangkan proses seleksi.

Sebagai catatan terakhir, soal bahasa inggris, jangan terlalu dipikirkan karena hal utama dalam penilaian ini adalah, sejauh mana anda faham dalam dunia pers dan jurnalistiknya. Mungkin ukurannya adalah kemampuan kita untuk berdebat atau membuat laporan tentang jurnalisme. Atau setidaknya kita paham dengan apa yang dikatakan dosen ketika memberikan materi.

Karena kemampuan berbicara anda dalam bahasa inggris akan terbawa oleh kawan-kawan kita yang mayoritas orang Amerika dan mereka bicara bahasa inggris sejak bayi.
Selamat Mencoba. 

Menyiapkan Naskah Feature


Bagi kalangan praktisi media, feature (picer) adalah jenis tulisan yang akan menentukan ciri khas dari sebuah lembaga pers miliknya. Selain karena tulisan ini mutlak ditulis oleh redaksi sebuah media cetak, baik yang skala mingguan ataupun bulanan, juga menyajikan informasi “lebih” yang sukar ditemukan dalam naskah berita jenis straight news.

Apa alasan feature menjadi naskah yang khas adalah karena ia mampu menuturkan fakta disertai dengan penjelasan kronologi, pembentukan kejadian dan cara kerja sebuah peristiwa bagaimana terjadi. Selain itu naskah ini tidak melulu menggunakan teori klasik pembuatan berita dengan 5W+1H
.
Feature lebih mengedepankan unsur why (mengapa) dan how (bagaimana) sebuah peristiwa bisa terjadi. Identifikasi untuk mengetahui sebuah naskah bergenre feature bisa kita gunakan dua langkah sederhana;
Satu. Feature merupakan  naskah yang mengandung human interest artinya naskah yang mampu menggiring pembaca untuk menaruh simpati ataupun empati, terhibur atau merasa terharu.

Dua. Bahasa yang dipakai dalam naskah ini tidak baku, feature tidak segan untuk menggunakan bahasa sastra dalam naskahnya oleh sebab itu, tulisannya hampir mirip dengan gaya penulisan baik cerpen atau pun novel.

Maka dalam beberapa referensi bacaan saya, kita bisa membedakan tipe feature dari jenisnya;
Jenis feature yang membahas tentang riwayat hidup seorang tokoh inspiratif, berjasa  apalagi dengan segudang prestasi atau seseorang yang memiliki keunikan tersendiri. (Feature Pribadi-Pribadi Menarik).

Jenis feature kunjungan ke tempat bersejarah, wisata kuliner ataupun berkunjung ke tempat yang keberadaannya terdengar asing dan jarang di jamah banyak orang. (Feature Perjalanan).

Feature yang naskahnya fokus membahas peristiwa masa lalu, contoh kejadian Mei 89 (Trisakti) dengan menggunakan angel baru sehingga menimbulkan kesan masih aktual.

Struktur tulisan

Struktur feature biasanya tersusun menggunakan pola kerucut terbali, yang terdiri dari; Judul (Head), Teras (lead), Bridge/Jembatan antara lead dan body, Tubuh (Body) dan Penutup.


Sebagai catatan penting dalam menyiapkan naskah feature adalah;lead (prolog) sangat berperan penting dalam membangun tulisan sehingga menarik perhatian. Karena disini berisi hal terpenting untuk membuat pembaca merasa penasaran dalam naskah yang disuguhkan.

Menjadi SmartPHONE

sumber gambar: www.pexel.com

Mengambil sikap membatasi diri untuk menjauh dengan teknologi sudah bukan menjadi pembahasan yang menarik. Internet misalnya, tumbuh pesatnya pengguna internet akan berbanding lurus dengan pengadaan  tower jaringan di setiap sudut tempat. Dalam tulisan saya sebelumnya, sudah membahas bagaimana pertumbuhan pengguna internet di berbagai negara berdasarkan populasi. Dan hasilnya luar biasa.
Adalah smartphone berbasis android atau IOS yang mengubah cara beraktivitas menggunakan jaringan internet terasa mudah. Dimanapun anda, serta apapun yang anda lakukan smartphone merupakan alternative anda dalam berkisah. Ia sanggup menampung apapun keluh kesah, berbagai rupa bahagia, juga tak jarang ikhlas kala dibagi masalah.
Apapun argumennya, kehebatan smartphone ini tidak mudah begitu saja diruntuhkan. Meskipun selalu ada dua sisi ini yang menjadi pertimbangan. Dalam bukunya The Shallow karya Niccolas Carr, dalam bab pertama ia memberi judul “Penjaga dan Pencuri”. Dua kata ini bisa saja serta merta mewakili apa yang dilakukan internet terhadap kita.
Satu sisi, ia adalah penjaga agar kita selalu up to date terhadap informasi yang sedang terjadi dan juga tetap terhubung dengan orang-orang yang berada di luar sana. Sisi lain, Mencuri watak in-­command kita. Kita tidak berdaya memegang nilai independen pada diri. Bagaimana bersikap? Bayangkan saja, McLuhan mengungkapkan, “internet mengubah pola persepsi secara terus menerus dan tanpa ada perlawanan”.
Berbagai informasi selalu tersaji dalam layar genggaman, swap dengan satu tarikan jari, bisa mengantarkan penggunanya ke berbagai destinasi tergantung hal menarik yang diminati. Mungkin itu salah satu yang menyebabkan internet sulit untuk ditinggalkan.
Meskipun sajian informasinya sering ditemukan bias keabsahannya. Isu tentang hoax tidak serta merta digubris para user untuk meninggalkan kejahatan internet di smartphone. Beberapa orang ada yang mengingatkan, sebagian lagi sibuk menggunakan. Sehingga kebencian bukan lagi soal.
Tersebarnya konten di internet yang bersifat hoax (bohong) tidak bisa di identifikasi secara langsung. Pengunggah akan menikmati hasil postingannya sampai terbaca oleh jutaan oarang di dunia maya. Jika webnya terpasang iklan, ia akan menikmati pundi uang yang tersimpan dalam rekening miliknya. Hal  ini yang menjadikan hoax bertahan. Penggemarnya banyak.
Namun hanya ada satu hal yang mengetahui tentang status sebuah informasi itu bohong atau benar. Ia adalah smartPHONE.

Menjadi Wartawan? Perhatikan 7 Syarat Mutlak yang Wajib Anda Miliki.

sumber gambar: www.pexel.com
Pasti dalam setiap pekerjaan akan ada hal penting untuk dijadikan sebuah keahlian. Apapun pekerjaannya, kredibilitas adalah perhitungan utama yang ditanyakan. Begitupun Wartawan. Tidak bisa orang sembarangan berprofesi sebagai wartawan tanpa ada ilmu yang bisa menunjangnya. Jika anda tertarik dan passion anda condong kesana, 7 hal ini akan membantu anda mewujudkannya.
Satu. Profesi wartawan selalu berkutat pada pena dan kertas. Artinya mencatat/menulis sudah menjadi pokok utama dalam bekerja. Tidak heran jika keterampilan menulis sangat diperhatikan dalam profesi ini. Minimal anda mempunyai hobi menulis. Untuk meneruskannya, menjadi wartawan bisa ditempuh sebagai jalan utama untuk merubah hobi anda menjadi uang. Karena pekerjaan yang enak itu adalah hobi yang dibayar.
Dua. Selain terampil menulis, syarat kedua adalah anda bukan seorang “pribadi pemalu”. Pekerjaan wartawan adalah pekerjaan yang melibatkan banyak orang. Narasumber yang harus kita wawancara, kantor yang penuh dengan staf redaksi, apalagi dengan khalayak di temui. Apabila tidak bisa tampil di depan publik? Bagaimana bisa untuk mendapatkan informasi yang akan di olah menjadi berita? Mungkin mengkloning, itupun jika anda berani minta kepada wartawan lain. Kan anda  pemalu? Bukan.
Tiga. Memperhatikan Bahasa. Menjadi wartawan harus mempunyai keterampilan bahasa selain bahasa indonesia. Minimal menggunakan bahasa inggris bukan hal yang asing lagi. Kata orang bijak, bahasa adalah mata uang tunggal dalam jurnalisme. Artinya, dalam profesi dan praktik jurnalistik, bahasa memainkan peran yang sangat vital dan menentukan.
Empat. Selain bukan pemalu, wartawan harus Supel. Artinya mudah bergaul dengan orang dan  lingkungan  baru. Proses adaptasi seorang wartawan harus paling up to date. Karena profesi ini tidak memungkinkan untuk menghindari orang. Maka mental harus diasah jika kita serius untuk jadi wartawan.
Adalah yang ke-5, all  out. Syarat kelima meliputi; pekerjaan ini menuntut orang senang akan petualangan, menjelejahi setiap khasanah jagat raya, memahami makna dari hikmah. Senang akan tantangan, tidak mudah menyerah dalam setiap masalah, berani mengambil resiko, juga tidak takut membela kebenaran. Terdepan dalam berkorban serta tidak mudah panik ketika bekerja di bawah tekanan.
Enam. Peka. Untuk menjadi wartwan profesional anda harus peka melihat kondisi yang nampak ataupun tidak. Istilahnya panjangkan telinga dan perkuat penciuman. Karena peristiwa/informasi penting selalu tak kasat mata. Peristiwa yang “good news” selalu di redam tidak untuk di blow up. Maka isu itu penting untuk di klarifikasi dalam mengolah data.
Tujuh. Tampil beda. Tampil beda adalah syarat yang membuat anda bisa mudah terkenal, gampang di ingat dan akan selalu menjadi prioritas. Maksudnya tampil beda dalam melihat sebuah peristiwa, mengambil sudut pandang berita yang orang sukar di tebak dan selalu memunculkan “khas” bahwa itu anda.

Dari tujuh tips ini, anda harus praktekan semua. Karena tidak menutup kemungkinan, sesuatu yang anda dapatkan hari ini bisa bermanfaat dikemudian hari. bukan untuk di petik esok ataupun lusa. Terimaksih. Salam Pers.   

Mantra Menyiapkan Naskah Berita

Sumber Gambar: RadarSorong.com
Tulisan saya ini adalah sebuah manifestasi pikir yang terjawantahkan dalam kata tentang apa yang disebut berita. Apa yang anda pikirkan tentang berita? Mengapa dalam sebuah surat kabar harus ada berita?
Alasan sederhanya adalah berita (adalah laporan) yang sudah menjadi suatu kelaziman dalam lingkup media massa, baik cetak begitu pun elektronik, keberadaan berita adalah hal wajib yang apabila tidak ada rubrik berita, maka haram hukumnya.
Untuk ingin mengetahui bahwa naskah yang kita baca berita atau bukan, saya akan membagikan tips tentang "identifikasi berita" . Berikut pemaparannya.

  1.  Berita itu harus aktual. Aktual di sini adalah sebuah peristiwa yang kejadiannya masih baru (up to date) bisa juga diartikan sebagai peristiwa tersebut tidak melebihi dari waktu 24 jam. Kalau pun demikian, peristiwa ini masih bisa dimuat apabila "sudut pandang" yang digunakan tidak bersifat mengikat.
  2. Faktual. Selain beritanya tidak basi, nilai kedua adalah sesuai dengan kenyataan. Fakta ini nantinya diolah  menjadi data yang akuntabel dari seorang wartawan atau lembaga pers bersangkutan.
  3.  Penting. Nilai berita yang satu ini tergantung kepada siapa suatu peristiwa menerpa. Setiap orang tidak sama orientasinya. Tapi tugas wartawan adalah memberikan informasi yang rata. Sebagai contoh; Tidak semua orang tertarik dengan Pemilihan Pemimpin Negara, hanya saja informasi tentang terpilihnya kepala negara baru harus diketahui semua rakyat.
  4.  Tidak biasa. Kejadian yang bisa dimuat dalam sebuah berita apabila mengandung nilai di luar kelaziman, aneh, atau hal-hal ganjil. Contoh; Kelahiran bayi kembar 12 atau tentang manusia pemakan daging sesamanya.
Dari keempat point diatas sebenarnya bisa saja anda menambahkan nilai lain untuk dimuat sebagai berita seperti Humor, Seks, Profil seorang Tokoh, dan nilai kedekatan (proximity). Pada dasarnya apapun kejadiannya, hal pertama yang harus anda pertimbangkan jika membuat sebuah berita adalah seberapa manfaat informasi itu jika dimuat.
Sedikit tulisan tips ini semoga berkenan dan menjadi bahan inspirasi untuk anda. JIka butuh sumber bacaan, komentar di bawah.

Mantra Jenis-jenis Jurnalistik

Sumber Gambar: Ilustrasi Google

Varian Rasa Mantra Jurnalistik

Tulisan saya kali ini akan berbagi tentang bentuk-bentuk jurnalistik. Sebagai orang yang ingin serius menggeluti ranah jurnalistik, materi ini bisa membantu banyak sebagai langkah awal memulai bekerja sebagai profesional media. Meskipun materi ini sifatnya teoritis, bukan berarti tidak penting untuk dipalajari sebagai bekal dalam menjalankan prakteknya di lapangan.

  1. Jurnalistik Media Cetak. Dalam tulisan saya yang lain, kita bisa mengetahui bahwa media cetak untuk pertama kali hadir sebagai media jurnalistik. Bagaimana setelah mesin cetak ditemukan, pers bisa diproduksi dan beredar dalam skala banyak. Sebagai catatan penting, dari segi format dan ukurannya, media ini memiliki tiga ciri khas; Broadsheet (berukuran surat kabar umum/koran), tabloid (ukurannya setengah dari format Broadsheet), dan majalah (Setengah ukuran dari tabloid). Selain dari ukuran, ketiga format ini berbeda pula dari skala terbitnya
  2. Jurnalistik Media Elekronik.Setelah media cetak, varian jurnalistik lainnya adalah media elektronik khususnya radio dan TV. Dalam hal ini termasuk  film, meskipun film dalam prakteknya tidak spesifik memuat berita sebagai konten utmanya. Seperti genre film dokumenter masuk dalam jurnalistik yang menampilkan audio visual sebagai kekuatan media elektronik dibanding media cetak.
  3. Jurnalistik Media Online. Tumbuh pesatnya internet sebagai new age media memunculkan persaingan dalam bisnis media. Beberapa perusahaan media cetak berhenti beroperasi dan beralih kepada jurnalistik online. Meskipun tidak sedikit yang bertahan dan menjadikan media online sebagai otoritas kedua. Bermunculannya media online seperti, detik.com, okezone.com, inilah.com, sebagai persaingan baru dalam bermedia online.
  4. Jurnalistik Citizen Journalism. ini bisa dikatan varian baru jurnalistik. pasalnya citizen journalism mengusung  berita yang disajikan bukan hasil mencari dan diolah oleh wartawan profesioanal, melainkan oleh warga biasa. Nantinya berita hasil report warga akan di publikasikan ke media yang menyediakan ruang jurnalisme warga ataupun media milik warga sendiri- seperti; blog, majalah, buletin, radio atau sebagainya. 
Itulah setidaknya 4 Varian (Jenis) dalam Jurnalistik yang dapat saya bagikan. semoga informasinya berkenan dan bermanfaat.