Menjuarai Liga Champion Bersama Chelsea (2012) setelah menumbangkan Bayern Muenchen lewat Adu penalti (4-2) |
“Trend
media sosial dengan era new media
memaksa kita ikut mengkonsumsi informasi yang ada. Meskipun beberapa orang,
melakukan literasi terhadap keberadaannya. “ Hilman Author
Mungkin
jika melakukan survei kepada masyarakat indonesia terkait eksistensi antara
Luis Milla dan Michael Essien, saya prediksi hanya 1 dari 10 orang yang tahu
Luis Milla. Meskipun ia pernah membela Barcelona (1985-1990) dan Real Madrid (1990-1997).
Berbeda halnya jika disodorkan nama Michael Essien. Saya memprediksi, “si
Banteng” julukan akrab Essien sepertinya akan membalikan hasil suvei Luis Mila.
Kedatangannya
ke indonesia merupakan konfirmasinya bersama Manajemen Persib Bandung untuk
menandatangani kontrak berdurasi satu tahun. Ini merupakan pencapain terbaik
sepanjang sejarah klub (di Indonesia) merekrut pemain asing yang sebelumnya pernah membela tim
elite eropa. Sebut saja Chelsea (tim ibu kota inggris) dan Real Madrid (Si
pemegang undecima liga champion). Banyak spekulasi dari hadirnya essien dalam
starting lineup Persib. Menarik adalah bahwa posisi Hariono akan terancam
mengingat Essien tippikal pemain dengan Defensif
Midfilder Forwar (DMF).
Selain
itu, kedatangan Essien menambah trending topik di Indonesia, bahkan mancanegara
setelah sebelumnya dipegang Luis Milla. Manajemen Persib yang dipimpin langsung
oleh Umuh Muhtar secara resmi memperkenalkan Essien ke Publik pada selasa, (14/03).
Fee yang dibayar Persib untuk mantan
nominasi Fifa Ballon D’Or ini senilai 800
ribu euro atau setara dengan 11,3 miliar.
Keputusan
manajemen Persib untuk mendatangkan Essien sudah sepantasnya dilakukan. Mengingat,
bukan hanya Persib melainkan tim lain sebaiknya mengikuti rekam jejak yang sama.
Beberapa faktor menguatkan bahwa sudah saatnya klub di Indonesia merekrut
pemain dengan jam terbang di eropa yang sudah mumpuni, seperti Essien. Bukan masalah
harga mahal tapi pengalaman.
Bukan soal Rupiah, Jam Terbangnya yang
Mahal
Pengalaman
Essien di kancah sepak bola eropa bukan lagi “cerita misteri” belaka. Pasalnya,
Essien adalah salah satu pemain yang mengantarkan chelsea juara liga champion
untuk pertama kalinya. Selain itu ia juga berhasil memenangkan trofi domestik seperti juara liga inggris (2) dan FA Cup (4). Torehan cemerlang Essien ini mampu mengalahkan pamor Ibrahimmovic dan Kun Aguero yang belum bisa
merasakan mengangkat trofi “si telinga lebar”.
Deretan
pemain top lainnya pernah bermain bersama Essien, ketika di Chelsea Drogba,
Ballack, Lampard, Anelka, Hernan Crespo dan Piter Cech (Sekarang Arsenal), bermain bersamanya. Setelah pindah ke Madrid dengan status pinjaman dari Chelsea, Essien juga pernah bermain dengan pemain sekelas Cassilas, Mesut Oziel, Kaka, Benzema sampai dengan pemegang Fifa Ballon D’or 4 kali Cristiano
Ronaldo.
Hanya
saja, beban berat kini segera datang menerpa Essien. Dengan menyandang
pemain Top Eropa, berbagai trofi yang pernah ia raih, menjadikannya sebagai
titik tumpuan baru Persib. Kita tidak ingin performa Essien kalah pamor dengan
datangnya ia ke Indonesia yang menjadi trending topic. Tapi ketika seorang
pemain datang dengan tersimpan beban kepada pemain tersebut, biasanya akan
menurunkan peforma terbaiknya. Tapi untuk Essien, ia harus bisa konsisten
sehingga mampu menambah koleksi Trofi untuk Persib. Mampukah Essien? Kita tunggu
saja.
2 komentar
Trus beban na mana ieu teh? Analisis dong..
sebenarnya beban untuk Essien terletak pada seberapa mampu ia mempertaruhkan reputasinya di liga top eropa ketika bermain untuk persib.
EmoticonEmoticon