Sumber Gambar: Google |
Sebuah permulaan, JURNALISTIK !
Beberapa diantara kita mungkin pernah berfikir tentang sejak kapan berita menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Bagaimana bentuk jurnalistik seperti media cetak, radio, juga TV bisa bermunculan dan hadirnya internet menambah kekuatan media pers dan jurnalistiknya.
Mengapa kita harus mengkonsumsi berita sebagaimana memenuhi kebutuhan lain, seperti makan, bekerja dan tidur ? Untuk apa keberadaan berita dipertahankan dan mengapa banyak orang rela menginvestasikan hartanya untuk bisnis media?
Pertama, kita harus tahu dasar bagaimana produk jurnalistik pertama kali terbentuk. Pada tahun 59 SM bangsa roma kuno (Romawi) menerbitkan untuk pertama kalinya surat edaran bernama Acta Diurna yang terbit setiap hari. Pembahasan yang muncul dalam Acta Diurna adalah prihal peristiwa-peristiwa sosial dan politik.
Selain Acta Diurna, pada masa pemerintahan Dinasti Tang di Cina, muncul Pao atau dalam istilah lain laporan sebagai produk jurnalistik yang diterbitkan oleh kepemerintahannya. Tidak hanya di Roma dan China, Eropa Tengah yang pada saat itu Switzeland dan inggris pada awal abad ke-14 membuat surat kabar True and Countre yang dipelopori oleh Richer Fawks.
Setelah itu mengutip dari buku yang ditulis Bill Kovach dan sahabatnya Tom Rosentstiel “The Elements Of Journalism” pada abad pertengahan mencatat, berita datang dalam bentuk lagu dan cerita, dalam balada-balada yang disenandungkan para pengamen keliling.
Selanjutnya pada tahun 1450, Johann Gutenbuerg dari kota Mainz Jerman membuat mesin cetak yang pertama kali di jagat raya. Dari sinilah asal muasal surat kabar pertama terbit yang diberi nama Avisa Relation Order Zaitung di Eropa tahun 1609.
Tidak lama setelahnya munculah secara menjamur lembaga-lembaga pers. Dikutip dalam buku The Jornalist karya Zainuddin HM (Bandung, 2007). Saya akan memberikan informasi lanjutan kepada anda dalam bentuk tabel dibawah ini.
No
|
Nama Surat Kabar
|
Pertama Kali Terbit Di
|
Tahun
|
1
|
Avisa Relation Order Zaitung
|
Jerman
|
1609
|
2
|
Courante Mijn Verathy de Qualteren
|
Belanda (terbit dalam bahasa; Belanda, Perancis dan Inggris)
|
1618
|
3
|
The Boston News Latter
|
Amerika
|
1704
|
4
|
Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonamrnten
|
Indonesia (Hindia-Belanda)
|
1744
|
5
|
Javasche Courant
|
Indonesia (Pemerintahan Gubernur Jendral Deandels)
|
1929
|
Sedangkan pelopor utama sebagai pers nasional adalah surat kabar Medan Prijaji pada tahun 1907. Media pers yang dikelola oleh para priyayi ini di pimpin oleh RM Tirtadisuryo yang pertama kali terbit secara berkala seminggu sekali.
Tidak mau kalah sama Medan, Jakarta menjelang abad ke -20 terbit pula surat kabar Taman Sari yang dipimpin oleh F. Wiggers dan Surat kabar Pemberita Betawi yang dibawahi oleh J. Hendrik. Begitupun di Bandung, terbit pula Pewarta Hindia pada tahun 1894 yang dipimpin oleh Raden Ngabehi Ta dan Bintang Pagi yang terbit untuk pertama kalinya di Semarang.
Begitulah secara singkat, bagaimana munculnya asal muasal kegiatan jurnalistik. Bagaimana lembaga pers dan jurnalistik sebagai produknya hadir ketika formulasi mesin cetak yang ditemukan Johann Gutenbuerg.
Kini, perkembangan jurnalistik semakin berkembang pesat, ditambah lagi media internet ikut meraikan hingar bingar kegitan jurnalistik sebagai publisher tercepat dan tercanggih.
Meskipun hari ini ada angapan bahwa internet merupakan awal bermula kemunduran untuk ranah jurnalistik. Karena akuntabilitas berita yang ada di internet banyak memunculkan problematika, seperti halnya, Hoax dan Clickbait.
Pembahasan selanjutnya akan dipaparkan dalam tulisan selanjutnya. Terkait Problematika Jurnalistik di Internet dan Bagaimana seharusnya Netizen bersikap.
EmoticonEmoticon