Sumber Gambar: Kompasiana
|
Salah satu faktor maju mundurnya sebuah bangsa tidak terlepas dari perkembangan dunia persnya. Peran penting para wartawan dalam mencari, menghimpun data dan menyebarkannya merupakan kegiatan yang terbilang sukar jika tidak dibekali dengan ilmu kejurnalistikan. Membuat informasi yang dipercaya keabsahannya merupakan sebuah tanggung jawab yang sangat penting.
Ketika pertanyaan muncul tentang bagaimana mengasah keahlian untuk menjadi jurnalis profesional ? Ada beberapa langkah yang bisa kita aplikasikan tergantung tingkat kesukaan. Saya akan memaparkannya dalam 4 langkah sederhana.
Langkah pertama bisa ditempuh dengan pendidikan formal, menjamurnya minat orang terjun dalam bidang ilmu komunikasi massa spefikasi jurnalistik, hal ini membuat pemerintah begitupun lembaga swasta mendirikan institusi yang didalamnya mengkaji studi jurnalistik. Seperti UI (Depok), Unpad (Bandung), UGM Yogjakarta, Trisakti (Jakarta) dan Undip (Semarang). Merupakan Perguruan tinggi negeri dan swasta yang berhasil mencetak lulusannya menjadi jurnalis profesional.
Langkah kedua, bisa dengan mengikuti pendidikan non formal. Dalam artian, tidak perlu kuliah mengambil konsentrasi jurnalistik. Kita bisa mengikuti kursus yang di dirikan oleh beberapa institusi dari luar pergurusn tinggi. Sejumlah lembaga kursus jurnalistik bisa dengan mudah ditemui, seperti di Jakarta, Surabaya, Medan dan Yogjakarta. Kehadirnnya ini bukan maksud ada anggapan bahwa lembaga formal yang dalam hal ini perguruan tinggi tidak becus atau kurang baik.
Kemunculan lembaga kursus ini tak lain dan tak bukan untuk memperkuat. Lebih jauh lagi, lembaga kursus bisa dijadikan untuk orang yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar secara formal. Pasalnya, ketika pendidikan formal terbatas dengan usia dan memakan banyak biaya, seballiknya dengan lembaga kursus, biaya ditagihan (Iuran) lebih murah dan bisa diikuti oleh berbagai kalangan.
Langkah Ketiga, kita bisa belajar sendiri tanpa harus terikat oleh jam kuliah dan jadwal kursus, tidak perlu pula berangkat ke kampus ataupun pergi ke tempat kursus. Dimanapun, kapanpun kita bisa memulai belajar jurnalistik dengan buku sebagai pengajarnya. Karena kita tidak lagi kesulitan menemukan buku-buku jurnalistik. Tidak mampu untuk membeli, kita bisa menggunakan perpustakaan-perpustakaan daerah sebagai sarananya.
Dari ketiga langkah diatas, kita bisa memilih sesuai tingkat kemampuan, minat serta melihat situasi dan kondisi. Baik itu dengan daftar menjadi mahasiswa, anggota lembaga kursus ataupun indepnden dalam mencari pemahaman kejurnalistikan. Tergantung kita yang menentukan dan cara belajar seperti apa yang kita sukai.
Sebagai tambahan, ini masuk kepada langkah keempat. Selain dari pada ketiga langkah diatas, kita juga bisa ikut serta sebagai anggota komunitas penulis yang kajiannya tidak cenderung dengan sastra. Langkah ini bisa menjadi alternatif kedua karena selain bebas biaya, juga tidak bersifat mengekang alias bebas.
Titik tekannya dalam mengerjakan apapun adalah pada seberapa persen orientasi yang ada pada diri kita. Kedua, Seberapa besar kita mencintai proses belajar ? sehingga cara cepat tidak lantas diambil sebagai jalan. Karena yang instan Cuma hanya mie. Selamat Berkarya !
EmoticonEmoticon